Ilmu Fiqh Islam

Definisi Fiqh :
Fiqh menurut bahasa berarti faham. Sedang dalam terminologi Islam fiqh adalah hukum-hukum Islam tentang perilaku dan perbuatan manusia. Berkaitan juga dengan Syari'at yang didefinisikan yaitu keseluruhan hukum yang diperuntukan oleh ALLAH SWT bagi manusia guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, jadi cakupan kata syari'at lebih luas dari pada fiqh. Jadi perbedaannya fiqh hanya membahas tentang perilaku dan perbuatan sedangkan syari'at selain membahas perilaku dan perbuatan juga mengulas masalah-masalah aqidah, keimanan dan keyakinan.

1. Hukum mempelajari fiqh

Mempelajari fiqh mempunyai dua hukum. Fardhu 'ain dan fardhu kifayah. Fardhu 'ain (wajib bagi setiap individu) mempelajari hal-hal yang dibebankan kepada setiap Muslim. Seperti mempelajari tata cara bersuci, shalat, puasa, dan lain-lain. Sedangkan mempelajari selain itu hukumnya adalah fardhu kifayah (wajib bagi sebuah komunitas Muslim, yang jika sebagian sudah melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban itu bagi yang lainnya. Tetapi jika tak ada satupun yang melaksanakannya maka keseluruhan anggota komunitas tersebut menanggung dosa), seperti mempelajari tata cara pengurusan jenazah, fiqh politik, dan lain-lain.
Ilmu fiqih adalah salah satu disiplin ilmu yang sangat penting kedudukannya dalam kehidupan umat islam. Fiqih termasuk ilmu yang muncul pada masa awal berkembang agama islam. Secara esensial, fiqih sudah ada pada masa Nabi SAW, walaupun belum menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri. Karena Semua persoalan keagamaan yang muncul waktu itu, langsung ditanyakan kepada Nabi SAW. Maka seketika itu solusi permasalahan bisa terobati, dengan bersumber pada al qur’an sebagai al wahyu al matludan sunnah sebagai alwahyu ghoiru matlu. Baru sepeninggal Nabi SAW, ilmu fiqh ini mulai muncul, seiring dengan timbulnya permasalahan-permasalahan yang muncul dan membutuhkan sebuah hukum melalui jalan istimbat.

Generasi penerus Nabi Muhammad SAW tidak hanya berhenti pada masa khulafa’urrosyidin, namun masih diteruskan oleh para tabi’in dan ulama’ sholihin hingga sampai pada zaman kita sekarang ini. Perkembangan ilmu fiqih, bisa kita kualifikasikan secara periodik sesuai dengan kesepakatan para ulama. Yaitu ada empat, diantaranya : Pertama adalah masa kemunculan dan pembentuakn dasar-dasar islam, perode ini mencakup masa Nani SAW dan bisa juga disebut sebagai masa turunnya al qur’an atau wahyu. Kedua adalah masa pembangunan dan penyempurnaan, pada periode ini mencakup masa sahabat dan tabi’in hingga pertengahan qurun ke empat hijriyah. Yang ke tiga adalah masa taqlid dan jumud, pada periode ini berkisar antara pertengahan abad ke empat hingga abad ke tiga belas hijriyah. Keempat adalah masa kebangkitan, periode ini berkisar dari abad tiga belas hingga sekarang.

2. Pengertian ilmu fiqih
a) Menurut bahasa : al ‘ilmu wal fahmu, mengetahui dan memahami.
قال تعالى : وما كان المؤمنون لينفروا كافة فلولا نفر من كل فرقة ليتفقهوا فى الدين ولينذروا قومهم اذا رجعوا اليهم لعلهم يحذرون.
Dan yang dimaksud dengan tafqquh fi din di dalam ayat di atas adalah al fahmu wal ‘ilmu atas semua hukum-hukum agama.
b) Menurut istilah :
العلم بالاحكام الشرعية العملية المكتسب من ادلّتها التفصيلية.
Yaitu mengetahui hukum-hukum syar’i yang berkenaan dengan amal yang diambil dari dalil-dalil yang rinci.

3. Cakupan Pembahasan Ilmu Fiqih
Ada beberapa pendapat tentang cakupan pembahasan ilmu ini, dan diantaranya adalah dibagi menjadi dua hal penting. Yaitu :

a) Ibadah : ini mecakup sholat puasa zakat haji dll.
b) Mu’amalah : mencakup hal-hal yang selain ibadah yang merupakan hukum yang bersifat amaliyah. Mulai dari jinayat, mu’amaah, wasiat dan mawaris.
Ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa pemabahasan ilmu ini dibagi menjadi tiga, diantaranya :

a) Ibadah : yaitu sholat, puasa, zakat, haji dan jihad.
b) Mu’amalat : yaitu mencakup jual beli, amanah, pernikahan dan segala macam yang berkaitan dengannya.
c) Hukuman : tentang qishosh, had bagi pencuri, had bagi pezina, had al qodzaf dan hukuman bagi orang-orang yang murtad dari agama islam.
4. Sumber-Sumber Fiqh Islam
Semua hukum yang terdapat dalam fiqih Islam kembali kepada empat sumber:
1. Al-Qur’an
Al Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Ia adalah sumber pertama bagi hukum-hukum fiqih Islam. Jika kita menjumpai suatu permasalahan, maka pertamakali kita harus kembali kepada Kitab Allah guna mencari hukumnya.
2. As-Sunnah
As-Sunnah yaitu semua yang bersumber dari Nabi berupa perkataan, perbuatan atau persetujuan.
3. Ijma’
Ijma’ bermakna: Kesepakatan seluruh ulama mujtahid dari umat Muhammad saw dari suatu generasi atas suatu hukum syar’i, dan jika sudah bersepakat ulama-ulama tersebut—baik pada generasi sahabat atau sesudahnya—akan suatu hukum syari’at maka kesepakatan mereka adalah ijma’, dan beramal dengan apa yang telah menjadi suatu ijma’ hukumnya wajib. Dan dalil akan hal tersebut sebagaimana yang dikabarkan Nabi saw, bahwa tidaklah umat ini akan berkumpul (bersepakat) dalam kesesatan, dan apa yang telah menjadi kesepakatan adalah hak (benar).
Dari Abu Bashrah rodiallahu’anhu, bahwa Nabi shollallahu’alaihiwasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan ummatku atau ummat Muhammad berkumpul (besepakat) di atas kesesatan.” (Tirmidzi no. 2093, Ahmad 6/396)
4. Qiyas
Yaitu: Mencocokan perkara yang tidak didapatkan di dalamnya hukum syar’i dengan perkara lain yang memiliki nash yang sehukum dengannya, dikarenakan persamaan sebab/alasan antara keduanya. Pada qiyas inilah kita meruju’ apabila kita tidak mendapatkan nash dalam suatu hukum dari suatu permasalahan, baik di dalam Al Qur’an, sunnah maupun ijma’.
Ia merupakan sumber rujukan keempat setelah Al Qur’an, as Sunnah dan Ijma’.
Rukun Qiyas
Qiyas memiliki empat rukun:
Dasar (dalil).
Masalah yang akan diqiyaskan.
Hukum yang terdapat pada dalil.
Kesamaan sebab/alasan antara dalil dan masalah yang diqiyaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika anda ingin berkomentar silahkan ketik
komentar anda dan silahkan pilih profile anonymous setelah itu klik publikasikan.
Jika anda akan berkomentar sebagai akun anda silahkan pilih profile anda
yang terdapat pada pilihan yang tersedia lalu klik publikasikan dan masukan Email+Password anda lalu klik sign in / masuk dan komentar anda secara otomatis sudah di publikasikan sebagai profile anda!...
Trim'S...